A.
SISTEM REPRODUKSI WANITA
Pada organ reproduksi
perempuan, sel pemula dalam ovarium telah ada dan mulai berkembang sejak masih
dalam bentuk janin. Sel pemula atau yang biasa disebut dengan oogenium dalam
ovum, merupakan sel yang nantinya akan berkembang menjadi sel oosit primer dan
terus berkembang. Ketika perempuan telah memasuki masa pubertas maka terjadilah
proses oogenesis.yaitu mulainya pembelahan Sel oosit primer secara
meiosis yang akan menghasilkan 2 sel berlainan ukuran. Satu sel akan berukuran
kecil memiliki badan polar yang akan membelah dengan lambat, lalu akan membelah
lagi menjadi 2 badan polar lagi. Sedangkan sel yang lain di sebut dengan oosit
sekunder sel dan memiliki ukuran lebih besar. Oosit sekunder inilah yang
akan melakukan pembelahan meiosis yang mana akan menghasilkan ovum tunggal dan
badan polar yang kedua kalinya. Ovum ini memiliki ukuran yang lebih besar dari
badan polarnya.
Pada perempuan organ
reproduksi juga dipengaruhi oleh hormone hormone yang di sekresikan oleh masing
masing kelenjar yang berperan. Hormone yang membantu pembentukan sel sel
reproduksi pada wanita adalah FSH, LH, esterogen dan progesterone yang mana di
hasilkan dari kelenjar hipofisis.
Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang
terletak di dalam tubuh dan di sekitar panggul perempuan,
yang bertugas terhadap proses reproduksi.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari tiga bagian utama: vulva, yang
mengarah ke vagina, lubang vagina, rahim; rahim,
yang menahan janin yang sedang berkembang; dan ovarium.
Payudara terlibat dalam tahap reproduksi pengasuhan, tetapi dalam sebagian
besar klasifikasi payudara tidak dianggap sebagai bagian dari sistem reproduksi
wanita. Vagina terletak di luar vulva,
meliputi labia, klitoris dan uretra.
Selama hubungan seksual daerah ini dilumasi oleh lendir yang disekresikan
oleh kelenjar Bartholin.
Vagina melekat ke dalam rahim melalui leher rahim, sedangkan rahim melekat pada
ovarium melalui tuba falopi. Masing-masing ovarium
mengandung ratusan sel telur atau ovum. Kira-kira setiap 28 hari, kelenjar
pituitari melepaskan hormon yang
merangsang beberapa sel telur untuk berkembang dan tumbuh. Satu ovum dilepaskan
dan melewati tuba falopi ke rahim. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium membuat
uterus dapat menerima ovum. Lapisan rahim, yang disebut endometrium,
dan ovum tidak dibuahi adalah gudang setiap siklus melalui proses menstruasi.
Jika ovum dibuahi oleh sperma, ia akan menempel pada endometrium dan membuat
janin berkembang.
B.
SISTEM
REPRODUKSI PRIA
Organ reproduksi pada laki laki
berfungsi sebagai alat untuk memproduksi dan mematangkan spermatozoa, ini yang
menyebabkan mengapa proses atau cara kerja organ reproduksi pada laki laki
disebut juga proses spermatogenesis. Proses spermatogenesis berawal dari
matangnya spermatogenium dan menjadi spermatosit primer. Tempat terjadinya
proses spermatogenesis ada pada bagian testis. Pada prosesnya, Spermatosit
primer akan mengalami pembelahan sel miosis lalu menjadi spermatosit skunder.
Setelah mengalami pembelahan miosis, akan mengalami penbelahan kembali
menjadi spermatosit sekunder. Kemudian membelah kembali menjadi spermatid, lalu
mengalami diferensiasi menjadi spermatozoa. Selama proses pembelahan, hormone
testosterone yang berasal dari kelenjar testosterone sangat berperan. Ketika proses spermatogenesis telah selesai dengan
sempurna, maka kelenjar testosterone akan menghentikan hormone testosteronenya
untuk sementara. Lalu perannya akan diambil alih oleh sel sertoli yang ada
dalam tubuh, sel ini akan memproduksi hormone inhibin. Hormone ini berfungsi
member umpan balik pada kelenjar hipofisis adar dapat menghentikan produksi dan
sekresi hormone FH dan FSH.
Karakteristik seksual sekunder utama
mencakup: tubuh lebih besar dan berotot, suara menjadi keras, tumbuh rambut di
wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan tumbuhnya jakun. Hormon seksual laki-laki yang
terpenting adalah androgen, terutama testosteron.
Testis memproduksi hormon yang mengontrol perkembangan sperma. Hormon ini juga
berfungsi dalam pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki seperti rambut
wajah dan suara yang lebih dalam.
proses reproduksi antara
laki laki dan perempuan memiliki perbedaan pada pembentukannya. spermatogenesis
yang terjadi pada laki laki bisa selalu terjadi selama ia hidup dan pelepasan
spermatozoa dapat dilakukan setiap saat. Selain itu, setiap ejakulasi pada pria
bisa menghasilkan 300 juta sampai 400 juta sel sperma . sedangkan pada
perempuan, proses ovulasi hanya terjadi setiap 28 hari sekali dan akan berakhir
pada usia 40 sampai 50 tahun saja. Perempuan hanya mampu menghasilkan 400 sel
ovum selama ia hidup, Padahal jumlah oosit primer yang ada pada ovarium seorang
bayi perempuan berisi sampai 1 juta
C.
PENYAKIT
Seperti
semua organ kompleks sistem, sistem reproduksi manusia dipengaruhi oleh banyak
penyakit. Ada empat kategori utama dari penyakit reproduksi pada manusia, di
antaranya:
·
masalah fungsional yang disebabkan oleh
faktor lingkungan, kerusakan fisik, masalah psikologis, gangguan
autoimun, atau penyebab lainnya. Yang paling terkenal fungsional
mencakup masalah disfungsi seksual dan infertilitas,
yang berkaitan dengan berbagai gangguan dengan banyak penyebab.
Penyakit
reproduksi khusus merupakan gejala penyakit
dan penyakit gangguan lainnya,
atau memiliki beberapa penyebab yang tidak diketahui sehingga membuat mereka
sulit untuk mengklasifikasikan penyakit-penyakit tersebut. Contoh gangguan yang
tidak terklasifikasi adalah penyakit Peyronie pada laki-laki dan endometriosis pada
wanita. Banyak kondisi bawaan yang menyebabkan kelainan reproduksi, tetapi
lebih dikenal dengan gejala lainnya. Termasuk di antaranya sindrom
Turner, sindrom Klinefelter, Cystic
fibrosis, dan sindrom Bloom
By : SIDQI KARTIKA AULIA WAHYUDI
By : SIDQI KARTIKA AULIA WAHYUDI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar