Sabtu, 11 Mei 2019

sistem reproduksi manusia


A.    SISTEM REPRODUKSI WANITA
Hasil gambar untuk sistem reproduksi wanita
Pada organ reproduksi perempuan, sel pemula dalam ovarium telah ada dan mulai berkembang sejak masih dalam bentuk janin. Sel pemula atau yang biasa disebut dengan oogenium dalam ovum, merupakan sel yang nantinya akan berkembang menjadi sel oosit primer dan terus berkembang. Ketika perempuan telah memasuki masa pubertas maka terjadilah proses oogenesis.yaitu mulainya pembelahan  Sel oosit primer secara meiosis yang akan menghasilkan 2 sel berlainan ukuran. Satu sel akan berukuran kecil memiliki badan polar yang akan membelah dengan lambat, lalu akan membelah lagi menjadi 2 badan polar lagi. Sedangkan sel yang lain di sebut dengan oosit sekunder sel dan memiliki ukuran lebih besar.  Oosit sekunder inilah yang akan melakukan pembelahan meiosis yang mana akan menghasilkan ovum tunggal dan badan polar yang kedua kalinya. Ovum ini memiliki ukuran yang lebih besar dari badan polarnya.
 Pada perempuan organ reproduksi juga dipengaruhi oleh hormone hormone yang di sekresikan oleh masing masing kelenjar yang berperan. Hormone yang membantu pembentukan sel sel reproduksi pada wanita adalah FSH, LH, esterogen dan progesterone yang mana di hasilkan dari kelenjar hipofisis.
Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang terletak di dalam tubuh dan di sekitar panggul perempuan, yang bertugas terhadap proses reproduksi. Sistem reproduksi wanita terdiri dari tiga bagian utama: vulva, yang mengarah ke vagina, lubang vagina, rahim; rahim, yang menahan janin yang sedang berkembang; dan ovarium. Payudara terlibat dalam tahap reproduksi pengasuhan, tetapi dalam sebagian besar klasifikasi payudara tidak dianggap sebagai bagian dari sistem reproduksi wanita. Vagina terletak di luar vulva, meliputi labia, klitoris dan uretra. Selama hubungan seksual daerah ini dilumasi oleh lendir yang disekresikan oleh kelenjar Bartholin. Vagina melekat ke dalam rahim melalui leher rahim, sedangkan rahim melekat pada ovarium melalui tuba falopi. Masing-masing ovarium mengandung ratusan sel telur atau ovum. Kira-kira setiap 28 hari, kelenjar pituitari melepaskan hormon yang merangsang beberapa sel telur untuk berkembang dan tumbuh. Satu ovum dilepaskan dan melewati tuba falopi ke rahim. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium membuat uterus dapat menerima ovum. Lapisan rahim, yang disebut endometrium, dan ovum tidak dibuahi adalah gudang setiap siklus melalui proses menstruasi. Jika ovum dibuahi oleh sperma, ia akan menempel pada endometrium dan membuat janin berkembang.

B.     SISTEM REPRODUKSI PRIA
Hasil gambar untuk sistem reproduksi pria
Organ reproduksi pada laki laki berfungsi sebagai alat untuk memproduksi dan mematangkan spermatozoa, ini yang menyebabkan mengapa proses atau cara kerja organ reproduksi pada laki laki disebut juga proses spermatogenesis. Proses spermatogenesis berawal dari matangnya spermatogenium dan menjadi spermatosit primer. Tempat terjadinya proses spermatogenesis ada pada bagian testis. Pada prosesnya, Spermatosit primer akan mengalami pembelahan sel miosis lalu menjadi spermatosit skunder.  Setelah mengalami pembelahan miosis, akan mengalami penbelahan kembali menjadi spermatosit sekunder. Kemudian membelah kembali menjadi spermatid, lalu mengalami diferensiasi menjadi spermatozoa. Selama proses pembelahan, hormone testosterone yang berasal dari kelenjar testosterone sangat berperan. Ketika proses spermatogenesis telah selesai dengan sempurna, maka kelenjar testosterone akan menghentikan hormone testosteronenya untuk sementara. Lalu perannya akan diambil alih oleh sel sertoli yang ada dalam tubuh, sel ini akan memproduksi hormone inhibin. Hormone ini berfungsi member umpan balik pada kelenjar hipofisis adar dapat menghentikan produksi dan sekresi hormone FH dan FSH.
Karakteristik seksual sekunder utama mencakup: tubuh lebih besar dan berotot, suara menjadi keras, tumbuh rambut di wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan tumbuhnya jakun. Hormon seksual laki-laki yang terpenting adalah androgen, terutama testosteron. Testis memproduksi hormon yang mengontrol perkembangan sperma. Hormon ini juga berfungsi dalam pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki seperti rambut wajah dan suara yang lebih dalam.

proses reproduksi antara laki laki dan perempuan memiliki perbedaan pada pembentukannya. spermatogenesis yang terjadi pada laki laki bisa selalu terjadi selama ia hidup dan pelepasan spermatozoa dapat dilakukan setiap saat. Selain itu, setiap ejakulasi pada pria bisa menghasilkan 300 juta sampai 400 juta sel sperma . sedangkan pada perempuan, proses ovulasi hanya terjadi setiap 28 hari sekali dan akan berakhir pada usia 40 sampai 50 tahun saja. Perempuan hanya mampu menghasilkan 400 sel ovum selama ia hidup, Padahal jumlah oosit primer yang ada pada ovarium seorang bayi perempuan berisi sampai 1 juta

C.     PENYAKIT
Seperti semua organ kompleks sistem, sistem reproduksi manusia dipengaruhi oleh banyak penyakit. Ada empat kategori utama dari penyakit reproduksi pada manusia, di antaranya:
·         genetik atau kelainan bawaan,
·         kanker,
·         infeksi, yang sering menjadi penyakit menular seksual,
·         masalah fungsional yang disebabkan oleh faktor lingkungan, kerusakan fisik, masalah psikologis, gangguan autoimun, atau penyebab lainnya. Yang paling terkenal fungsional mencakup masalah disfungsi seksual dan infertilitas, yang berkaitan dengan berbagai gangguan dengan banyak penyebab.
Penyakit reproduksi khusus merupakan gejala penyakit dan penyakit gangguan lainnya, atau memiliki beberapa penyebab yang tidak diketahui sehingga membuat mereka sulit untuk mengklasifikasikan penyakit-penyakit tersebut. Contoh gangguan yang tidak terklasifikasi adalah penyakit Peyronie pada laki-laki dan endometriosis pada wanita. Banyak kondisi bawaan yang menyebabkan kelainan reproduksi, tetapi lebih dikenal dengan gejala lainnya. Termasuk di antaranya sindrom Turnersindrom KlinefelterCystic fibrosis, dan sindrom Bloom


By : SIDQI KARTIKA AULIA WAHYUDI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar